BAB 11 -Menggunakan Desain Struktural untuk Mencapai
Tujuan-tujuan Strategis-
A.
Menjelaskan Mengapa Organisasi Membutuhkan
Koordinasi Lintas Departemen dan Tingkat Hierarkis
Pertama, posisi dan
departemen-departemen baru ditambahkan untuk berurusan dengan lingkungan
eksternal atau dengan kebutuhan-kebutuhan strategis yang baru. Kedua, para
manajer senior harus menemukan jalan untuk mempertalikan semua departemen
tersebut secara bersama. Organisasi memerlukan sistem-sistem untuk memproses
informasi dan memungkinkan komunikasi di antara orang-orang dalam
departemen-departemen yang berbeda dan pada tingkat-tingkat yang berbeda.
Koordinasi dibutuhkan tanpa memandang apakah organisasi mempunyai sebuah
struktur fungsional, divisional, atau tim. Dalam arena internasional,
koordinasi sangat penting. Koordinasi adalah hasil informasi dan kerjasama.
Para manajer dapat mendesain system dan struktur untuk meningkatkan koordinasi
horizontal. Struktur fungsional vertikal telah ada hamper satu abad yang lalu
dan merupakan pertama yang digunakan secara luas oleh organisasi-organisasi
besar.
Meskipun struktur
tersebut efektif dalam lingkungan yang stabil, tetapi tidak dapat memberikan
koordinasi horizontal yang dibutuhkan pada saat-saat perubahan yang cepat
terjadi. Inovasi-inovasi seperti tim, angkatan kerja, dan manajer proyek dapat
dijalankan dalam struktur, tetapi memberikan sebuah maksud untuk meningkatkan
komunikasi dan kerjasama lintas fungsional.
B.
Angkatan Tugas, Tim, dan Manajemen Proyek
Angkatan tugas adalah sebuah tim atau komite temporer yang
didesain untuk memecahkan masalah jangka pendek yang melibatkan beberapa
departemen. Anggota-anggota angkatan tugas mewakili departemen-departemen
mereka dan saling berbagi informasi yang dibutuhkan untuk memungkinkan
koordinasi.
Tim adalah sebuah kelompok partisipan dari beberapa departemen
yang mengadakan pertemuan secara rutin untuk memecahkan masalah-masalah umum
yang terus timbul.
Manajemen proyek adalah seseorang yang bertanggungjawab untuk
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa departemen untuk
menyelesaikan proyek tertentu.
C.
Perbedaan-perbedaan antara Organisasi Vertikal
Tradisional dan Organisasi Pembelajar dengan Lingkungan Kerja Baru
Ciri-ciri organisasi
vertical tradisional yaitu:
a. Struktur
vertikal berkuasa, dengan sedikit angkatan kerja atau manajer proyek untuk
koordinasi horizontal.
b. Informasi
dikomunikasikan secara formal ke atas dan ke bawah dalam hierarki organisasi dan
tidak dibagi secara meluas.
c. Pekerjaaan-pekerjaan
dipecah ke dalam tugas-tugas yang sempit dan terspesialisasi, para karyawan
biasanya memiliki sedikit suara dalam menentukan bagaimana mereka melakukan
pekerjaan.
d. Budaya
yang ada kaku dan tidak mendorong pengambilan resiko, perubahan, serta
pengambilan keputusan tersentralisasi.
Ciri-ciri organisasi
pembelajar yaitu:
a. Sebuah
organisasi dimana tiap orang terlibat dalam pengidentifikasian dan pemecahan
berbagai masalah.
b. Memungkinkan
organisasi untuk bereksperimen, berubah, dan berkembang serta meningkatkan
kapasitasnya untuk berkembang, belajar, dan emncapai tujuan.
c. Berstruktur
horizontal berbasis tim, informasi terbuka, pengambilan keputusan
terdesentralisasi.
d. Karyawan-karyawan
yang diberi kekuasaan serta budaya yang kuat dan adaptif.
D. Bagaimana
Struktur dapat Digunakan untuk Mencapai Tujuan-tujuan Strategis Sebuah
Organisasi
Dua strategi yang
dikemukakan oleh Porter adalah diferensiasi
dan kepemimpinan biaya. Dengan
sebuah strategi diferensiasi, organisasi mencoba mengembangkan produk-produk
inovatif yang unik menurut pasar. Sedangkan dengan sebuah strategi kepemimpinan
biaya, organisasi berusaha mencapai efisiensi internal. Strategi-strategi dari
kepemimpinan biaya versus diferensiasi biasanya memerlukan
pendekatan-pendekatan struktural yang berbeda. Jadi, para manajer mencoba untuk
memilih strategi-strategi dan struktur-struktur yang sesuai.
Struktur fungsional
murni sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan efisiensi internal. Struktur
fungsional vertical menggunakan spesialisasi tugas dan sebuah rantai komando
yang tegas untuk mencapai penggunaan yang efisien dari sumber-sumber daya yang
langka, tetapi tidak memungkinkan organisasi menjadi inovatif atau fleksibel.
Struktur horizontal
yang fleksibel memungkinkan organisasi untuk menjadi beda dan merespon secara
cepat terhadap berbagai permintaan dari lingkungan yang berubah dengan
penggunaan daya yang efisien.
E. Mendeskripsikan
Bagaimana Struktur Organisasi dapat Didesain untuk Menyesuaikan terhadap
Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan berarti bahwa para pengambil keputusan
mempunyai kesulitan untuk mendapatkan informasi bagus dan meramalkan perubahan
eksternal. Ketidakpastian terjadi ketika lingkungan eksternal berubah dengan
sangat cepat dan kompleks. Sebuah lingkungan yang tidak pasti dapat menyebabkan
terjadinya tiga hal dalam sebuah organisasi, yaitu:
a. Meningkatnya
perbedaan antar departemen.
b. Organisasi
membutuhkan koordinasi yang ditingkatkan untuk memelihara kerjasama antar
departemen.
c. Organisasi
harus beradaptasi dengan perubahan.
Ketika ketidakpastian
lingkungan tinggi, sebuah struktur horizontal yang menekankan pada
hubungan-hubungan yang lateral yang sesuai, seperti tim dan proyek-proyek
horizontal. Karakteristik-karakteristik struktur vertikal seperti spesialisasi,
sentralisasi, dan prosedur formal menjadi tambak lebih tidak penting. Dalam
sebuah lingkungan yang tidak pasti, organisasi mencaritahu mengenai berbagai
hal sambil terus berjalan maju, departemen harus bekerjasama dan
keputusan-keputusan harus didesentralisasi pada tim dan angkatan tugas yang
mengerjakan masalah-masalah spesifik.
F. Mendefinisikan
Teknologi Produksi (Manufaktur, Jasa, dan Digital) dan Menjelaskan Bagaimana
Pengaruhnya terhadap Struktur Organisasi
Teknologi produksi
adalah penting karena memiliki pengaruh langsung terhadap struktur organisasi.
Struktur harus didesain untuk dapat bersesuaian dengan teknologi serta
mengakomodasi lingkungan eksternal. Teknologi produksi terdiri atas:
a. Teknologi
Manufaktur
Menurut Woodwart, teknologi manufaktur
adalah teknologi yang berbeda menentukan jenis-jenis permintaan yang
berbeda pada individu dan organisasi, dan permintaan ini harus dipenuhi melalui
sebuah struktur yang sesuai. Hubungan teknologi dan struktur terkait secara
langsung pada kinerja perusahaan. Perusahaan yang berkinerja rendah cenderung
menyimpang dari bentuk struktural yang sesuai untuk teknologi jenis lainnya.
b. Teknologi
Jasa
Teknologi jasa merupakan teknologi yang dicirikan oleh hasil-hasil
yang tidak dapat diraba dan kontak langsung antara para karyawan dan pelanggan.
Satu keistimewaan nyata dari teknologi jasa yang memengaruhi struktur secara
langsung adalah adanya kebutuhan agar para karyawan dekat dengan pelanggan.
c. Teknologi
Digital
Teknologi digital adalah teknologi yang memiliki penggunaan
internet dan proses-proses digital lainnya untuk melakukan dan mendukung bisnis
secara online. Organisasi-organisasi yang didasarkan pada teknologi digital
cenderung fleksibel dan terdesentralisasi karena dunia digital yang bergerak
sangat cepat sehingga menuntut focus pada proses-proses horizontal daripada
fungsi-fungsi departemental.
G. Menjelaskan
Jenis-jenis Saling Ketergantungan Departemental dan Bagaimana Struktur dapat
Digunakan untuk Mengakomodasi Hal-hal Tersebut
Saling ketergantungan adalah satu tingkat dimana
departemen-departemen bergantung satu sama lain untuk sumber-sumber daya dan
material untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Jika sebuah tingkat saling
ketergantungan aliran kerja adalah rendah, maka departemen-departemen akan
melakukan pekerjaan mereka secara bebas dan memiliki kebutuhan kecil akan
interaksi, koordinasi, atau pertukaran material. Jenis-jenis dari saling
ketergantungan antara lain:
a. Saling
Ketergantungan Terkelompok
Saling ketergantungan terkelompok berarti bahwa tiap departemen
adalah bagian dari organisasi dan berkontribusi seluruhnya untuk kebaikan
bersama, tetapi setiap departemen secara relatif independen karena pekerjaan
mereka tidak mengalir di antara unit-unit departemennya. Jenis koordinasi yang sangat diperlukan di dalamnya yaitu: rantai komando, prosedur-prosedur
standarisasi, berbagai peraturan dan regulasi. Contoh dari saling
ketergantungan terkelompok: Bank.
b. Saling
Ketergantungan Berurutan
Saling ketergantungan berurutan berarti bahwa bagian atau hasil dari satu
departemen adalah menjadi masukan bagi departemen lain dalam cara yang
berurutan. Departemen pertama harus bekerja dengan benar agar hasil produksinya
juga benar. Jika departemen pertama menyelesaikan tugas mereka dengan tidak
benar, maka di hasil produksi juga akan salah. Jenis koordinasi yang sangat diperlukan di dalamnya yaitu: berbagai rencana dan jadwal, pertemuan-pertemuan
terjadwal, peran-peran hubungan. Contoh dari saling ketergantungan berurutan:
Lini perakitan kendaraan dan barang elektronik.
c. Saling
Ketergantungan Timbal Balik
Saling ketergantungan timbal balik berarti bahwa hasil dari operasi
departemen pertama merupakan masukan pada operasi departemen yang lain, dan
hasil dari operasi departemen yang lain merupakan masukan kembali bagi
departemen yang pertama. Hasil-hasil departemental memengaruhi departemen lain
secara timbal balik. Jenis koordinasi
yang sangat diperlukan di dalamnya yaitu: pertemuan-pertemuan tidak terjadwal, tim, angkatan tugas, manajer
proyek. Contoh dari saling
ketergantungan timbal balik: Rumah sakit.



Komentar
Posting Komentar