Movie Conversation: Use a memorable conversation from a favorite movie to inspire your writing.
Disclaimer! Buat kamu yang punya rencana nonton film-nya Richard Linklater dari semua trilogi ‘Before’ dan terkhususnya film ‘Before Sunset’, dianjurkan untuk tidak membaca tulisan ini lebih lanjut demi pengalaman menonton dan mengeksplor film yang lebih baik secara pribadi. Karena tulisan ini akan punya banyak bocoran tentang plot cerita di dalam film dan trilogi ‘Before’. Namun, jika kamu tetap ingin lanjut membaca, maka segala risiko akan ada di tanganmu dan itu berada di luar tanggung jawabku, yah! Makasih buat pengertiannya!
Dari sekian banyak cerita dari film-film romansa pada umumnya yang ada di saat sekarang, menurutku kita udah terlalu banyak diberikan plot cerita yang terlalu fantastis untuk terjadi di dunia nyata. Dikasih banyak adegan yang manis-manis dan sedikit adegan konflik. Enak sih kalo buat dijadiin bahan khayalan… Namun ujung-ujungnya setelah menonton film-film tersebut, bagian otak kita yang bertugas mengatur emosi menjadi terlalu lemah. Lalu jika kita tidak bersiasat mengendalikannnya, maka otak kita pasti kehilangan sebagian besar kemampuannya untuk bisa berpikir secara realistis untuk mendeskripsikan arti cinta yang sebenarnya. Kalau anak zaman sekarang bilang fenomena ini sebagai 'halu'.
Namun enggak buat tiga karya spektakulernya Richard Linklater yang dijadikan sebuah trilogi bernama ‘Before’. Sejauh ini, ada tiga film yang ada di dalam trilogi tersebut. Film pertamanya adalah ‘Before Sunrise’ yang dirilis tahun 1995. Setelah itu dilanjutkan dengan rilis film kedua yang berjudul ‘Before Sunset’ pada tahun 2004. Lalu yang terakhir yang rilis pada tahun 2013, film itu berjudul ‘Before Midnight’. Semua film dirilis dalam interval waktu yang sama, yaitu 9 tahun. Katanya sih bakal ada rencana film lanjutan untuk trilogi 'Before' di tahun 2022, namun belum ada kejelasannya sejauh ini. Aku jelas senang separah itu kalo project trilogi ini beneran dilanjutin!
Semua film di dalam trilogi ini beneran favorit aku banget. Aku nggak bisa milih satu di antara tiga. Karena tiap filmnya punya kisah penting yang diangkat dalam perjalanan cinta dari dua tokoh utama di dalam film ini yang bernama Jesse dan Celine. Lalu, yang bikin aku juga suka banget dengan semua bagian di film-filmnya adalah kisahnya yang realistis. Sangat realistis, malahan. Film ini benar-benar menceritakan interaksi antar dua manusia yang saling mencintai di dunia nyata. Ada saat mereka bicara tentang suka dukanya nasib mereka. Ada saatnya mereka memang berbicara hanya tentang diri mereka saja, lalu ada saat mereka bercerita mengenai dinamika kehidupan yang tak ada habisnya. Masuk ke suatu masalah lalu bersambung ke masalah lainnya. Atau, kadang secara spontan mereka hanya membicarakan hal acak yang terlintas di benak mereka. Persis dengan interaksi yang ada di hidup kita sepanjang hari.
Kita pasti tau kalau film-film tersebut adalah tipe film dialog, yang isi paling dominannya adalah dialog dari dua pemain utamanya. Sekali-kali, ada juga muncul adegan-adegan tanpa dialog yang menunjukkan betapa Jesse dan Celine ialah dua sejoli yang memang saling mencintai. Tapi, menurutku di sanalah letak dari keindahan film-film 'Before' trilogi ini. Dan aku sama sekali nggak pernah dibuat bosan saat menontonnya. Karena dari dialog-dialog yang banyak itu, aku dapat mengamati dan menelaah dengan rinci tentang gimana cara Jesse dan Celine saling mengutarakan perasaan mereka terhadap satu sama lain dan gimana cara mereka menanggapi sesuatu berdasarkan perspektif mereka masing-masing dari cara mereka merangkai kata.
![]() |
| 'Before Sunset' movie poster. Image by moviepostershop.com via moviepostershop.com |
Pastinya banyak banget dialog menarik di dalam tiga film ini buatku. Namun, dialog yang menurutku yang paling menarik dan pantas dijadikan klimaks dari gabungan tiga film tersebut adalah dialog Jesse dan Celine di film 'Before Sunset' saat mereka berada di perjalanan menuju kediaman Celine menaiki mobil tumpangan Jesse setelah mereka menyusuri sungai Seine dengan kapal wisata. Dialog ini seperti membuka secara blak-blakan tentang isi hati terdalam mereka berdua yang sudah terpendam selama sembilan tahun lamanya setelah pertemuan terakhir mereka di peron kereta di Wina, Austria. Sebuah dialog yang menjadi muara dari pertanyaan mengenai hubungan lanjut antara Jesse dan Celine setelah sembilan tahun terpisah.
***
Dari awal film, semua obrolan dua tokoh film ini sudah digiring masuk dengan suasana yang bagus banget. Dua orang yang di masa lalu bertemu, lalu mereka satu sama lain punya kenangan manis bersama yang tak terlupakan. Lalu mereka berpisah bertahun-tahun lamanya. Pasti banyak banget hal yang terjadi di saat mereka terpisah jarak dan waktu. Dan pastinya, mereka juga sama-sama penasaran satu sama lain! Pelan-pelan, cerita demi cerita diungkap. Dimulai dari hal-hal yang ringan dulu seperti pertanyaan tentang kabar, pekerjaan, lalu kesibukan sehari-hari. Lalu cerita yang mulai menjurus ke flashback kejadian sembilan tahun lalunya mereka. Lalu, semua inti percakapan mereka mengenai kebenaran isi hati mereka satu sama lain terungkap di dalam perjalanan menuju kediamannya Celine.
![]() |
| One of Jesse and Celine's conversation in the car. Image by Quotes & Screenshots from Before Sunrise/Sunset account via Facebook |
Percakapan dibuka dengan curhatan Celine tentang dirinya yang saat ini sangat optimis dengan kehidupan karir profesionalnya, namun ia sudah pesimis sekali dengan kehidupan cintanya. Karena setelah kejadian 9 tahun lalu, ia selalu gagal menjalani hubungan cinta dengan lelaki mana pun. Seperti manusia pada umumnya, Celine merasakan kesakitan dan merasa tertolak karena ditinggal nikah oleh semua pasangannya. Bodohnya, para lelaki itu tidak memberikan alasan pasti mengapa meninggalkan Celine. Tetapi mereka semua malah berterima kasih untuk Celine karena ia bisa menyadarkan tentang arti cinta yang sesungguhnya di hidup para lelaki tersebut. Lantas itu semua membuat Celine memutuskan untuk lebih baik hidup sendiri ketimbang harus hidup bersama seorang lelaki lalu hubungan itu kandas. Celine bilang, realitas dan cinta adalah dua hal yang mustahil untuk bisa bersatu sampai kapan pun.
Celine lalu mengakui secara jujur bahwa saat ia memutuskan untuk membaca buku terbarunya Jesse setelah berpisah selama 9 tahun adalah saat tersial di dalam hidupnya. Karena keputusan itu membuat Celine menemui Jesse di Paris saat Jesse singgah di sana untuk promosi buku barunya. Bukan masalah bertemunya, tapi masalah status Jesse yang kini sudah menjadi suami dari seorang wanita dan ayah bagi seorang anak lelaki.
Isi buku itu seperti mengoyak batin Celine dan menghadapkannya dengan kondisi yang sulit. Di satu sisi secara emosional, Celine terpaksa kembali teringat dengan semua memori manis lamanya dengan Jesse tentang cinta satu malam yang mereka lewati yang tak pernah terulang lagi di hidup Celine dengan lelaki mana pun. Satu-satunya malam di hidup Celine saat ia menumpahkan semua keromantisan dan kasih sayangnya kepada seorang lelaki. Ia ingin merasakan romantisme itu kembali dengan Jesse. Di satu sisi lain secara rasional, apa lagi yang bisa Celine harapkan dari seorang lelaki yang sembilan tahun kemudian sudah beristri dan beranak? Mengharapkan kembali cinta Jesse jelas adalah sebuah fatamorgana.
Yah, Celine masih menganggap bahwa kehidupan Jesse adalah sebuah kehidupan yang sangat ideal. Sang penulis sukses, suami dan ayah yang baik untuk keluarganya. Sampai di suatu titik, Jesse pun membuka secara gamblang tentang sisi kehidupan pernikahannya yang tak terlihat oleh orang lain. Pernikahan itu adalah neraka baginya, karena sama sekali tidak ada cinta lagi di antara Jesse dan istrinya. Sudah berbagai cara Jesse tempuh untuk bisa mengembalikan cinta yang pernah ada di antara mereka, namun semuanya nihil. Pernikahan yang menyedihkan yang sama sekali tak ada kasih sayang lagi di dalamnya. Ada jurang tak kasat mata nan lebar dan dalam yang memisahkan jiwa Jesse dan istrinya. Ternyata, hidup Jesse tak baik-baik saja dengan semua yang telah ia miliki.
Buruknya, di tengah badai yang menerpa pernikahan Jesse, Celine acap kali muncul di mimpi-mimpinya Jesse. Di saat Jesse terbangun dari mimpi-mimpinya itu, keringat mengucur deras dari tubuhnya. Saking mimpi-mimpi itu terasa nyata. Nyata sekali rasanya Celine dekat dengannya, lalu ia menjauhi Jesse sejauh-jauhnya. Jesse juga pernah menangis setelah bermimpi tentang Celine. Semua mimpi-mimpi itu seakan menjadi sebuah manifestasi dari kerinduan Jesse yang teramat dalam kepada Celine, dan juga sebuah pernyataan dari alam bawah sadarnya bahwa hanya Celine-lah satu-satunya wanita yang bisa menjadi cinta sejatinya.
Dari adegan sepanjang 8 menit 40 detik tersebut, intinya hanya tentang Jesse dan Celine yang membuka tabir hidup mereka kepada satu sama lain, tanpa ada kebohongan. Lalu keterbukaan itu yang mengarahkan mereka kepada sebuah kebenaran bahwa mereka saling mencari dan saling merindukan di hari-hari mereka setelah perjumpaan mereka pertama kali sembilan tahun lalu yang hanya semalam itu. Alih-alih mereka bisa mendapatkan seseorang yang istimewa di hidup mereka setelah hari itu, ternyata mereka bertemu dengan orang yang tak sebanding... Lalu akhirnya mereka saling terjebak dengan bayangan indah mereka berdua di masa lalu dan sebuah harapan semu jikalau mereka berdua bisa bertemu lagi di masa depan untuk bisa bersatu secara utuh.
Lantas di atas itu semua, Jesse dan Celine tergugah kembali karena mereka tersadar bahwa mereka bukan hanya ditakdirkan untuk cinta satu malam di 9 tahun lalu, namun juga cinta selamanya. Mereka memang ditakdirkan untuk menjadi pelengkap untuk satu sama lain, dan tak tergantikan oleh siapa pun. Yah, mungkin kehidupan mereka saat ini akan sangat berbeda dan indah sekali jika di sembilan tahun lalu mereka memutuskan untuk tetap menjalin kontak dan tidak terpisah begitu saja.
***
Tabiat manusia memang seperti itu. Mereka bertualang mencari cinta. Di saat cinta itu sudah berada di depan mata mereka dengan tanda-tanda jelasnya, lantas dengan bodohnya mereka berpaling. Alasannya klise. Mana mungkin cinta bisa diketahui hanya dalam satu malam. Dan lagi, pasti ada seseorang lain di masa depan yang akan menunggu mereka untuk sehidup semati. Yang paling cocok, yang paling ideal, dan yang paling diidamkan.
Mereka lupa, bahwa mungkin saja satu malam itu merupakan lembar pembuka yang tak berarti apa-apa yang bisa menggiring hidup mereka ke babak selanjutnya. Mereka tinggalkan cinta itu. Sampai di satu titik di hidup mereka yang menyedihkan di masa depan, mereka tersadar bahwa harusnya mereka tak abai dengan satu malam yang sudah lalu itu.
Beruntunglah, jika dunia kembali mempertemukan mereka di waktu yang entah kapan. Mereka bisa memaafkan diri mereka sendiri yang hampir saja mencelakakan diri mereka karena pernah mengambil sebuah keputusan yang salah. Namun, nestapalah jika kesempatan itu tak terulang. Karena hidup mereka akan dibayang-bayangi dengan penyesalan dan rasa bersalah yang entah akan sampai kapan berakhir.
***
Film ‘Before Sunset’, teristimewanya di adegan perbincangan Jesse dan Celine di dalam mobil tersebut, ada banget pelajaran berharga yang bisa aku ambil. Kalo di perjalanan hidup kamu, kamu menemukan orang-orang yang menurut kamu tuh klik banget sama kamu — berdasarkan pengalaman dan perspektif pribadiku, mereka itu sama dalam segi pandangan hidup dengan kamu, sama dalam hal prinsip, pas ngobrol dengan tema apa pun selalu nyambung, pembawaan diri dan sikap mereka cocok dengan kamu, dan tiap kamu ngeliat orang itu kamu ngerasa nyaman — , maka jangan pernah lepasin mereka dari hidup kamu! Bukan bermaksud untuk menjadi seseorang yang posesif, namun ‘nggak dilepasin’ ini maksudnya lebih ke dalam hal silaturahim. Masalah mereka akan menjadi pasangan hidup kamu atau sahabat kamu, akan terjawab seiring berjalannya waktu.
Saat di tahap baru kenal, cari tahu sebanyak mungkin dan observe orangnya serinci yang kamu bisa. Setelah beberapa waktu berlalu kamu rasa semuanya oke dan dia juga memberi feedback bahwa mereka nyaman berinteraksi dengan kamu secara verbal atau gestur, jalin hubungan dengan mereka seerat yang kamu bisa. Jika bisa, usahakan mereka untuk menjadi orang-orang yang berada di lingkaran pertamamu. Karena, momen kita nemuin orang yang klik dan sefrekuensi dengan diri kita itu jarang banget! Sekalinya momen itu datang dan terlewatkan oleh kamu, nggak ada yang bakalan tau kapan kesempatan kayak gitu lagi bisa datang.
Lalu kalo kamu sekarang udah ketemu orang-orang tersebut di hidup kamu — kalo di aku, aku udah nemuin sahabatku :) Semoga aku juga segera dapat momen ketemu jodohku! —, syukuri kepada Tuhan tentang eksistensi mereka di hidup kamu. Tolong jaga mereka baik-baik dan perlakukan mereka sebaik yang kamu bisa. Usahakan kalian bisa menjaga hubungan baik tersebut dengan komunikasi dan mengerti satu sama lain. Karena mereka itu adalah rezeki dari Tuhan yang nggak semua orang bisa dapatkan. Kamu jelas adalah orang yang beruntung bisa dapatin mereka di dalam hidupmu.
After all, ‘Before Sunset’ bisa memberikan kesan tersendiri buat aku dan membuka perspektif baru di diri aku tentang interaksi antar dua manusia yang awalnya cuma niat iseng dan cuma buat having fun, lalu tak disangka bisa berujung menemukan tambatan hati. Ada kalimat populer yang bilang ‘tak ada yang tak mungkin terjadi di dunia ini’, maka film ini adalah salah satu yang menggambarkan kalimat tersebut!
Keep your life positive in this unpredictable life! Because who knows about the good things or the good moments to meet the good person which will happen to you tomorrow, next day, next week, or in another next!



Komentar
Posting Komentar